Wednesday, November 21, 2018

Pemrograman berorientasi objek (OOP) adalah model bahasa pemrograman yang diatur di sekitar objek daripada "tindakan" dan data daripada logika. Secara historis, program telah dilihat sebagai prosedur logis yang mengambil data input, memprosesnya, dan menghasilkan data output.

Tantangan pemrograman dilihat sebagai cara menulis logika, bukan bagaimana mendefinisikan data. Pemrograman berorientasi obyek mengambil pandangan bahwa apa yang benar-benar kita pedulikan adalah objek yang ingin kita manipulasi daripada logika yang diperlukan untuk memanipulasinya. Contoh objek berkisar dari manusia (dijelaskan dengan nama, alamat, dan sebagainya) ke bangunan dan lantai (yang sifatnya dapat dijelaskan dan dikelola) ke bawah ke widget kecil di desktop komputer (seperti tombol dan bilah gulir).

Langkah pertama dalam OOP adalah mengidentifikasi semua objek yang diinginkan programmer untuk memanipulasi dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain, suatu latihan yang sering dikenal sebagai pemodelan data. Sekali suatu objek telah diidentifikasi, ia digeneralisasikan sebagai kelas objek (pikirkan konsep Plato tentang kursi "ideal" yang mewakili semua kursi) yang mendefinisikan jenis data yang dikandungnya dan setiap urutan logika yang dapat memanipulasinya. Setiap urutan logika yang berbeda dikenal sebagai metode. Objek berkomunikasi dengan antarmuka yang terdefinisi dengan baik yang disebut pesan.


Konsep dan aturan yang digunakan dalam pemrograman berorientasi objek memberikan manfaat penting ini:
  • Konsep kelas data memungkinkan untuk mendefinisikan subclass dari objek data yang berbagi sebagian atau semua karakteristik kelas utama. Disebut warisan, properti ini OOP memaksa analisis data yang lebih menyeluruh, mengurangi waktu pengembangan, dan memastikan pengkodean yang lebih akurat.
  • Karena sebuah kelas hanya mendefinisikan data yang perlu diperhatikan, ketika sebuah instance dari kelas itu (sebuah objek) dijalankan, kode tersebut tidak akan dapat mengakses data program lain secara tidak sengaja. Karakteristik data persembunyian ini memberikan keamanan sistem yang lebih besar dan menghindari korupsi data yang tidak diinginkan.
  • Definisi kelas dapat digunakan kembali tidak hanya oleh program yang awalnya dibuat tetapi juga oleh program berorientasi objek lainnya (dan, karena alasan ini, dapat lebih mudah didistribusikan untuk digunakan dalam jaringan).
  • Konsep kelas data memungkinkan programmer untuk membuat tipe data baru apa pun yang belum didefinisikan dalam bahasa itu sendiri.
Share:

0 Comments:

Post a Comment

Labels